(The Devil Riding Your Back)
Kejadian
ini bermula ketika berziarah ke makam nenek. Sepasang mataku menangkap sosok
wanita bermuka lelah, penuh kesedihan dan dia duduk sendirian di pojok kuburan.
Aku berusaha mengalihkan pandangan dengan memfokuskan berdoa untuk almarhumah
nenek. Tak terasa, sore berubah menjadi petang. Gerimis turun membasahi ujung
kepala. Ibuku mencolek bahu sambil berkata, “Ayo pulang! Nanti keburu malam.” Namun
perkataan ibu seolah menembus di telinga. Aku tidak kunjung berdiri, ada bagian
yang mengganjal. Sesuatu sedang menarik kakiku hingga terasa agak berat
sebelah, sampai ibu membantu berdiri. Sepanjang perjalanan menuju gerbang
pemakaman, kakiku menginjak-injak tanah kuburan tanpa permisi. Menurut orang
jaman dahulu, konon jika kita menginjak kuburan orang tanpa permisi, mendiang
akan marah besar.
Selepas dari makam, aku langsung menonton acara televisi sembari berupaya melupakan ketakutanku tadi sore. Sementara Ayah dan Ibu mengobrol asyik dengan urusan mereka masing-masing. Dua gelas kopi pahit milik ayah kini menyisakan ampas. Belasan putung rokok memenuhi asbak. Jam dinding berdetak. Hari semakin gelap, mendung membelenggu langit. Angin bertiup membelah tirai jendela. Udara dingin seakan menusuk hingga ke tulang, ngilu sekali. Hembusan angin semilir-semilir membuat mata mengantuk. Aku menguap berkali-kali.
Baru saja tertidur, pikiranku melayang-layang
antara sadar dan tidak sadar. Sambil berusaha mengumpulkan kesadaran, aku
mencoba untuk bangun. Sesuatu yang tidak beres sedang menimpaku. Sekujur tubuh
tak bisa digerakkan. Aku berkali-kali berteriak meminta pertolongan pada
orangtuaku yang sedang mengobrol. Tetapi semuanya sia-sia! Tidak ada yang mampu
menolong. Dadaku sesak seakan ditindih makhluk halus, napas memburu dengan
cepat. Adanya tekanan kuat yang menyerang dada, membuatku sulit sekali untuk
bernapas. Aku melihat sosok hitam menyeramkan nampak menertawaiku. Detik itu
pula, aku tidak berhenti melafadzkan ayat-ayat suci Allah sebisa mungkin. Karena
hanya pada Allah-lah tempat memohon. Ketika aku berhasil terbangun dari situasi
menyeramkan itu, aku langsung lari dan menangis pada Ibu. Ibu bilang, “Itu
tindihan, Nak!”
Mitos
ini telah dipercayai turun-menurun oleh sebagian besar masyarakat sebagai
‘ketindihan setan’ atau disebut ‘erep-erep’. Budaya Afro-Amerika menyebutnya
sebagai ‘The Devil Riding Your Back’,
sedangkan budaya China menamakannya ‘Gui
Ya Shen’. Kejadian semacam ini biasa terjadi ketika seseorang berada pada
tahap tidur REM (Rapid Eye Movement).
Kita tidak melewati fase lelap, melainkan melompat dari setengah lelap ke REM
dan menciptakan mimpi. Otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi
dan kondisi sadar. Dalam kondisi inilah mimpi tercipta dengan jelas.
Bayangan-bayangan sesosok makhluk halus kerap menyertai kasus Sleep Paralysis. Kasus-kasus
Sleep Paralysis umumnya terjadi pada orang yang kelelahan, pola tidur tidak
teratur dan tidur dalam posisi terlentang terlalu lama. Sehingga gelombang otak
tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya.
0 komentar:
Posting Komentar